Senin, 25 Januari 2010

Semar Bermunajat

Mencari kesalahan orang lain memang jauh lebih mudah dibanding mencari kesalahan diri sendiri. Mulut terasa enteng banget saat dibuat menghujat dibanding saat dibuat bermunajat. Oalah Gusti...bagaimana to ini... hamba-Mu ini koq lebih seneng mikir pakai emosi dibanding pakai hati. Apa itu bertanda hamba ini telah bersekutu dengan pasukan iblis, Gusti?? Astaghfirulloh...

Bukankah hamba, Engkau kasih dua tangan dan dua kaki, bukankah itu berarti hamba harus lebih banyak berbuat dan bertindak untuk kemanusiaan bukan malah berbuat kemungkaran dan keonaran.

Bukankah hamba, telah Engkau karuniai dua mata... bukankah itu berarti hamba harus lebih banyak melihat nikmat-nikmat dan kebesaran-Mu sehingga hamba menjadi semakin yakin akan keberadaan-Mu juga menjadi hamba yang senantiasa bersyukur kepada-Mu tapi mengapa hamba malah sering bermaksiat kepada-Mu. Duh Gusti... Pertanda apakah ini???

Bukankah hamba juga Engkau anugerahi dua telinga dan satu mulut... bukankah itu bertanda bahwa seharusnya hamba lebih banyak mendengar dibanding berbicara sesuatu yang tak jelas jluntrungan-nya tapi kenapa hamba lebih banyak menghujat daripada mendengar ayat-ayat kebenaran-Mu.

Duh, Gusti... bagaimana to hamba ini... kalau begini apa masih pantas hamba untuk memohon kepada-Mu. apa masih layak hamba untuk menjadi umat-Mu. Duh Gusti, ampunilah segala dosa dan segala kesalahan hamba dan bimbinglah hamba, jiwa hamba agar senantiasa tunduk dan patuh pada kebenaran-Mu semata. Ya..Illahi Robbi hanya kepada-Mu hamba memohon.

semar, bermunajat
Surabaya, 26 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar